Strategi Marketing Starbucks yang Jarang Dipahami

Strategi Marketing Starbucks yang Jarang Dipahami

Strategi Marketing Starbucks yang Jarang Dipahami – Starbucks tentu sudah tidak asing lagi ditelinga. Gerai kopi terbesar di dunia ini sudah terkenal dan menjadi favorit di semua kalangan. Menu Starbucks pun beragam, tak heran jika banyak yang menikmati sajian kopi di gerai satu ini. Mungkin kamu adalah salah satu pelanggan setia starbucks?

Melihat dari judul, tentunya membuat kamu sedikit bingung. Namun, pada implementasinya, Starbucks terlihat menjadi lebih seperti Bank. Seperti Bank di mana kita menyimpan uang. Memang, Starbucks tidak pernah menyebukan tentang teknik marketing ini secara eksplisit. Namun, mari kita analogikan hal ini.

Strategi Marketing Starbucks

Strategi Marketing Starbucks yang Jarang Dipahami
Ilustrasi Starbucks | Image Source : Pexels.com

Penikmat kopi Starbucks berani merogoh kocek lebih untuk dapat menikmati kopi Starbucks. Namun, di balik itu mereka tanpa sadar memberi Starbucks pinjaman uang bernilai besar dengan bunga 0%. Bayangkan jika dalam satu gerai Starbucks saja memiliki 100 pelanggan tetap. Nah, bisa dibayangkan berapa banyak uang yang secara tidak langsung orang-orang investasikan untuk kopi.

Starbucks akan menggunakan uang ini untuk berinvestasi di pasar, dan mendapatkan keuntungan secara gratis atau membelanjakannya untuk ekspansi. Konsepnya mirip dengan kita menabung uang di bank biasa. Namun, hasil yang kita dapatkan adalah kopi yang kita nikmati.

Namun, Starbucks bukanlah Bank. Jadi dengan hanya beberapa pengecualian, saldo Starbucks tidak bisa ditarik dengan uang tunai seperti Bank sungguhan. Hal ini memungkinkan untuk melewati peraturan keuangan dan menggunakan uang yang disetorkan seskuka hati. Pada Bank umum, orang yang menyetorkan uangnya dapat menarik uangnya kapan saja. Sehingga bank perlu menyimpan sejumlah uang tunia untuk memberikan uang pada saat nasabah menarik uangnya. Ini disebut dengan metode Fractional Reserve Banking.

Pada kasus ini, Starbucks tidak harus menyiapkan sejumlah uang tunia jika terjadi penarikan massal. Jika Starbucks menginginkannya, perusahaan ini tidak dapat memiliki semua elemen untuk membangun mata uang yang lengkap untuk bermitra dengan merek lain untuk menciptakan sistem pembayaran seluler yang tersedia secara luas. Pelanggan sudah menggunakan giftcard Starbucks sebagai alat sah transaksi di Starbucks. Penawaran menarik dengan menggunakan giftcard inilah yang akhirnya membuat banyak orang tergiur untuk menaruh uang mereka di Starbucks.

Dilansir dari Marketigprofs.com, para pakar industri percaya bahwa Starbucks dapat terlibat dalam manajemen aset melalui kartu prabayarnya, serta sektor pertukaran mata uang, pinjaman, dan asuransi. Kesimpulannya, ide sebuah perusahaan besar memasuki industri jasa keuangan bukanlah hal baru. Namun, jika Starbucks melakukan hal seperti ini, dunia perbankan akan menjadi suatu hal yang lain di masa depan.

Bagikan :